You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Diberdayakan oleh Blogger.
.. SELAMAT DATANG DI WEBSITE KELOMPOK KERJA PENYULUH AGAMA ISLAM KOTA YOGYAKARTA TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN APRESIASINYA.. SEMOGA BERMANFAAT DAN KESUKSESAN SELALU MENYERTAI ANDA..

Sabtu, 19 April 2014

Peranan Orang Tua Terhadap Perkembangan Pendidikan Kesehatan Repoduksi Remaja

      

Kesehatan reproduksi remaja dapat didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik dan psikis seorang remaja, termasuk keadaan terbebas dari kehamilan yang tak dikehendaki, aborsi yang tak aman, penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, serta semua bentuk kekerasan dan pemaksaan seksual. Definisi tersebut  menjadikan kita selaku orang tua dan para remaja  sebagai  generasi penerus bangsa perlulah kiranya kita berbuat untuk keselamatan mereka. Berkaitan dengan hal tersebut, apa yang telah kita perbuat untuk mereka?
Persoalan remaja merupakan persoalan keluarga. Karena itu, sebagai keluarga, kita perlu ikut serta dalam penyelamatan anak bangsa untuk masa depan bangsa. Kita dituntut mengambil peranan terdepan sebagai wujud tanggung jawab orang tua kepada anaknya.
Membangun generasi penerus yang berkualitas perlu dimulai sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan. Untuk itu, harus ada kesadaran bersama bahwa upaya yang dilakukan saat ini tidak serta merta tampak hasilnya, namun perlu waktu panjang untuk memetiknya.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk membangun generasi penerus yang berkualitas antara lain dengan pemberian informasi mengenai kesehatan reproduksi kepada seluruh segmen remaja, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Tujuan pemberian informasi ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan yang mampu memberikan pilihan kepada remaja untuk bertindak secara bertanggung jawab baik kepada dirinya sendiri,  keluarga maupun masyarakat.
Mengapa usia remaja perlu informasi mengenai kesehatan reproduksi? Hal ini dapat dirunut ke belakang bahwa usia remaja biasanya sangat rentan dengan kesehatan reproduksi. Masa ini para remaja sering mengalami kebingungan dalam mengidentifikasi jati dirinya. Masa ini juga dapat diibaratkan seperti orang berdiri di persimpangan jalan yang masih asing, sehingga menimbulkan kebingungan memilih jalan yang tepat untuk dilaluinya.
Masa remaja  seringkali juga disebut sebagai masa pancaroba. Karena itu, orang tua akan merasa susah-susah gampang  untuk menanganinya. Dalam konteksinlah maka  peranan orang tua sangat diperlukan. Apalagi menurut sebuah penelitian menunjukkan bahwa seksualitas remaja paling banyak dipengaruhi oleh orang tua, teman-teman sekelompoknya dan  apa yang dipelajarinya di sekolah.
Pada dasarnya, mendapatkan informasi seks dan kesehatan reproduksi yang baik dan benar merupakan hak setiap anak. Terlebih karena rasa ingin tahu tentang seks adalah hal yang wajar sebagai akibat dari pekembangannya. Rasa ingin tahu itu akan selalu muncul berulang-ulang selama belum terpuaskan. Karena itu,  orang yang paling tepat untuk menjawab keingintahuan mereka adalah orang terdekat mereka, yaitu orang tua. Karena orang tua adalah orang yang seharusnya paling mengenal siapa anaknya, apa kebutuhannya dan bagaimana memenuhinya. Selain itu orang tua merupakan pendidik utama, pendidik yang pertama dan yang terakhir bagi anaknya. Meskipun banyak orang tua mengakui bahwa memberi bekal untuk remaja agar mereka mampu menghadapi berbagai gejolak kehidupan sebenarnya tidaklah mudah. Meskipun orang tua sudah bersusah payah menyediakan berbagai fasilitas, termasuk pendidikan yang terbaik untuk anak putri mereka, namun orang tua tidak akan sanggup menghindari godaan dunia yang menghadang kehidupan remaja global sekarang ini
Perkembangan teknologi komunikasi, informasi dan hiburan budaya pop, sekarang ini semakin deras dan tidak mungkin bisa dibendung.  Karena itu, mengurung si anak di dalam rumah dengan menyediakan berbagai fasilitas canggih seperti apapun tidak akan menyelesaikan masalah. Apalagi, jiwa remaja yang masih labil  tetap diperlukan sosialisasi dan interaksi dengan lingkungan. Hal ini penting agar jiwanya dapat berkembang dengan baik.
Terdapat tiga macam perubahan yang terjadi pada diri remaja dalam perkembangan reproduksi mereka, yaitu :


1.    1.  Perubahan ragawi, yaitu mulai berfungsinya segenap organ seksual beserta tanda-tanda kelamin sekunder yang menyertainya. Remaja putri biasanya ditandai dengan mulai mengalami masa menstruasi yang tidak mengenakkan, tumbuhnya payudara yang terkadang dirasa risi, melebatnya rambut di bagian-bagian tertentu, sampai kemunculan jerawat yang menimbulkan rasa rendah diri. Sementara pada  pria  ditandai dengan mulai merasakan tumbuhnya jakun yang berakibat pada perubahan suara, ereksi yang biasa terjadi setiap pagi kemudian  mulai dirasakan pada saat-saat yang lain, terutama apabila bertemu dengan wanita yang cantik atau yang berbaju minim. Semua ini kerap menimbulkan belasan pertanyaan di benak mereka. Akan tetapi mereka pada umumnya malu bertanya kepada orang yang tepat sehingga kadang hanya dengan jawaban seadanya mereka telan mentah-mentah informasi tersebut.
2.    2.   Perubahan psikologis.  Perubahan ini menyangkut cara berpikir, bersikap dan berperasaan. Jika sebelumnya mereka merasa nyaman di bawah kontrol orang tua, kini merasa tidak pantas berada dalam kendali orang tua. Mereka cenderung berpikir lebih tahu apa yang mereka butuhkan. Akibatnya, kadang perilaku mereka kurang terkontrol karena merasa bahwa ini adalah yang benar.
3.   3,  Perubahan Lingkungan. Perubahan ini terjadi karena lingkungan yang dulu akrab mengulurkan tangan dan memanjakan mereka sekarang berubah menjadi lingkungan yang mulai berbicara tentang tanggung jawab dan kedewasaan. Orang mulai berkata kini kamu sudah besar, telah dewasa dan kata-kata semacam itu selalu terngiang di telinga mereka. Pada ujungnya menimbulkan  dorongan hebat untuk segera bermetamorfosis menjadi suatu figur dewasa. Ini sekaligus memaksa mereka bukan sebagai anak dari Bapak X atau Ibu Y akan tetapi sebagai diri mereka sendiri. Di sinilah seorang remaja mulai berhadapan dengan  kenyataan untuk menancapkan  tonggak eksistensi mereka.

Ketiga perubahan di atas perlu diatur secara baik dan teratur. Karena apabila tidak demikian, maka efek yang ditimbulkan kurang baik. Pengelolaan yang tidak tepat acapkali memicu dampak negatif yang bukan saja berpengaruh sesaat, melainkan juga punya pengaruh signifikan bagi kehidupan remaja masa depan. Misal, dalam hal seks dan reproduksi, saat ini arus informasi mengalir deras, mudah didapat kapan dan dimana saja kita berada. Informasi-informasi tersebu, sekarang ini dikemas dengan sedemikian  menarik sehingga terkadang orang dewasapun sulit membedakannya mana yang dapat dipertanggungjawabkan dan mana yang tidak. Akibatnya,  kemasan-kemasan tersebut membentuk opini tersendiri bahwa seks adalah sesuatu yang menarik dan perlu untuk dicoba.
Mengantisipasi persoalan tersebut di atas, maka  diperlukan peran orang tua untuk mengkomunikasikan apa yang baik untuk putra putrinya, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Orang tua memiliki peran besar dalam memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai berbagai persoalan reproduksi, khususnya masalah seks. Hal ini dikuatkan dengan beberapa penelitian yang  membuktikan bahwa anak-anak dari orang tua yang biasa berbicara tentang seks, lebih sedikit yang mengalami permasalahan dibanding dengan anak-anak yang tidak pernah diajak berbicara atau diberikan informasi apapun oleh orang tua mereka.
Karena itu, sebagai orang tua yang baik pastinya kita akan melakukan apapun yang terbaik agar anak kelak menjadi manusia yang baik jiwa dan raganya, bertanggung jawab baik pada dirinya maupun pada orang lain dan  mampu menghadapi segala permasalahan. Bagaimanapun juga, orang tua dituntut dapat  berbuat untuk masa depan anak-anaknya.  Orang tua perlu  mendampingi putra-putrinya agar langkah-langkah mereka  tidak salah langkah. Bersamaan dengan itu, orang tua juga perlu selalu berdoa untuk putra-putrinya agar mereka selamat dunia akhirat. Sebab, doa orang tua untuk anak-anaknya adalah doa yang paling mujarab.

Febriani W Nurcahyanti, S.E., M.M.
Penyuluh Agama Honorer
Aktifis Sosial Kecamatan Danurejan

 

0 komentar:

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP