You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Diberdayakan oleh Blogger.
.. SELAMAT DATANG DI WEBSITE KELOMPOK KERJA PENYULUH AGAMA ISLAM KOTA YOGYAKARTA TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN APRESIASINYA.. SEMOGA BERMANFAAT DAN KESUKSESAN SELALU MENYERTAI ANDA..

Sabtu, 19 April 2014

Sepuluh Kualitas Pribadi yang Disukai



Penyuluh Agama Islam identik dengan seorang orator yang terampil menyampaikan pidato dengan bahasa agama. Berbagai tantangan akan dihadapinya ketika penyuluh agama tersebut mulai terjun di kelompok binaan atau kelompok sasarannya.
Tentu saja sebagai seorang penyuluh harus memperhatikan etika dan cara bagaimana seorang penyuluh bisa diterima masyarakat. Banyak cara untuk meraih tujuan tersebut, salah satunya adalah kita harus bisa menjadi pribadi yang disukai. Berikut ini beberapa contoh pribadi yang disukai.

1. Ketulusan
Penyuluh agama dituntut mempunyai sifat tulus. Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Penyuluh Agama yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya di atas Ya dan Tidak di atas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.
2. Kerendahan Hati
Perlu diperhatikan bahwa kerendahan hati berbeda dengan rendah diri, yang merupakan kelemahan. Kerendahan hati justru mengungkapkan kekuatan pribadi. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.
3. Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka dan  sangat tinggi harganya. Penyuluh Agama yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.
5. Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Penyuluh Agama yang ceria adalah Penyuluh Agama yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa menertawakan situasi, orang lain dan bahkan dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.
4. Positive Thinking
Penyuluh Agama yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.
6. Bertanggung jawab
Penyuluh Agama yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk menyalahkan orang lain. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinyalah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.
7. Percaya Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Penyuluh Agama yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.
8. Kebesaran Jiwa
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang untuk memaafkan orang lain. Penyuluh Agama yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.
9. Easy Going
Penyuluh Agama yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.
10. Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Penyuluh Agama yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.
Itulah sepuluh kualitas pribadi yang disukai.  Niat yang tulus dan didukung dengan cara yang benar, maka pribadi yang unggul bisa didapatkan dengan menerapkan tips sepuluh kualitas pribadi tersebut.
Wallaahu a’lam. (Sebagian tulisan ini dikutip dari Kartu Pintar produksi Visi Victory Bandung)

Samsul Ma’arif, S.Th.I
Penyuluh Agama Islam Kota Yogyakarta
Wilayah Kerja Kecamatan  Danurejan



0 komentar:

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP