You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Diberdayakan oleh Blogger.
.. SELAMAT DATANG DI WEBSITE KELOMPOK KERJA PENYULUH AGAMA ISLAM KOTA YOGYAKARTA TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN APRESIASINYA.. SEMOGA BERMANFAAT DAN KESUKSESAN SELALU MENYERTAI ANDA..

Senin, 20 November 2017

Fathul Makkah

Fathu Makkah bersasal dari kata fathu yang berarti pembebasan atau pembukaan dan Makkah yang berarti kota Mekah. Jadi fathu Makkah adalah pembebasan atau  Pembukaan Kota Makkah. Fathul Makkah  merupakan peristiwa yang terjadi pada tanggal  20 Ramadhan 8 H. Pada Fathu Makkah Nabi Muhammad SAW memimpin langsung pasukan muslimin sebanyak 10.000 pasukan, bergerak dari Madinah menuju Makkah, dan kemudian menguasai Makkah secara keseluruhan, tanpa menumpahkan darah setetes pun. Setelah berhasil menguasai kota Makkah Rasulullah SAW segera  menghancurkan 360 berhala yang ditempatkan di dalam dan di sekitar Ka’bah

A.     Peristiwa sebelum pembebasan Makkah.
Peristiwa pembebasan kota Makkah diawali dari pelanggaran Perjanjian Hudaibiyyah.  Adapun isi perjanjian Hudaibiyah adalah:
1.    Kedatangan Rasulullah dan kaum muslimin untuk Haji dan Umrah tahun ini ditunda sampai tahun depan.
2.    Kedua belah pihak selama 10 tahun tidak saling menyerang,
Fathu Makkah terjadi karena pada tahun 8 Hijriah ini Bani Bakar melanggar perjanjian Hudaibiyyah dengan meminta bantuan kaum kafir Quraisy untuk menyerang Bani Khuza’ah. Akibatnya, terbunuhlah 20 orang Bani Khuza’ah. Mengetahui hal ini, Rasulullah SAW secara diam-diam melakukan persiapan untuk memerangi mereka.
Setelah beliau sampai di suatu tempat yang bernama Marra Dhahraan, dekat dengan Makkah, beliau memerintahkan pasukan untuk membuat obor sejumlah pasukan. Beliau juga mengangkat Umar bin Khatab sebagai penjaga.
Malam itu, Abbas berangkat menuju Makkah dengan menaiki bighal (peranakan kuda dan keledai) milik Nabi Muhammad SAW. Beliau mencari penduduk Makkah agar mereka keluar menemui Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dan meminta jaminan keamanan, sehingga tidak terjadi peperangan di negeri Makkah. Akhirnya dia dapat ofyan menyatakan dirinya masuk agama Islam, dan Rasulullah SAW memberikan jaminan keamanan.
Tanggal 17 Ramadhan 8 H, Rasulullah SAW,  meninggalkan Marra Dzahran menuju Makkah. Sebelum berangkat, beliau memerintahkan Abbas untuk mengajak Abu Sufyan menuju jalan tembus melewati gunung, berdiam di sana hingga semua pasukan Allah lewat di sana. Dengan begitu, Abu Sufyan bisa melihat semua pasukan kaum muslimin. Maka Abbas dan Abu Sufyan melewati beberapa kabilah yang ikut gabung bersama pasukan kaum muslimin.
Setelah agak jauh dari pasukan, Abu Sufyan melihat segerombolan pasukan besar. Dia lantas bertanya, “Subhanallah, wahai Abbas, siapakah mereka ini?” Abbas menjawab: “Itu adalah Rasulullah bersama muhajirin dan anshar.” Abu Sufyan bergumam, “Tidak seorang-pun yang sanggup dan kuat menghadapi mereka.”
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam melanjutkan perjalanan hingga memasuki Dzi Thuwa. Di sana Nabi Muhammad SAW menundukkan kepalanya hingga ujung jenggot beliau yang mulia hampir menyentuh pelana. Hal ini sebagai bentuk tawadlu’ beliau kepada Sang Pengatur alam semesta. Di sini pula, beliau membagi pasukan dengan mengatur strategi, sebagai berikut:
1.    Khalid bin Walid ditempatkan di sayap kanan untuk memasuki Makkah dari dataran rendah dan menunggu kedatangan Rasulullah SAW di Shafa.
2.    Zubair bin Awwam memimpin pasukan sayap kiri, membawa bendera Nabi Muhammad SAW dan memasuki Makkah melalui dataran tingginya. Beliau diperintahkan agar menancapkan bendera di daerah Hajun dan tidak meninggalkan tempat tersebut hingga rombongan Rasulullah SAW datang.
Kemudian, Nabi Muhammad SAW memasuki kota Makkah dengan tetap menundukkan kepala sambil membaca firman Allah:
“Sesungguhnya kami memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.” (Qs. Al Fath: 1)
Beliau terus berjalan hingga sampai di Masjidil Haram. Beliau thawaf dengan menunggang onta sambil membawa busur yang beliau gunakan untuk menggulingkan berhala-berhala di sekeliling Ka’bah yang beliau lewati. Saat itu, beliau membaca firman Allah:
Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (Qs. Al-Isra’: 81)

“Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi.” (Qs. Saba’: 49)
Dengan memegangi pinggiran pintu Ka’bah, beliau bersabda:
“Wahai orang Quraisy, sesungguhnya Allah telah menghilangkan kesombongan jahiliyah dan pengagungan terhadap nenek moyang. Manusia dari Adam dan Adam dari tanah.”
beliau bersabda,
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan Makkah. Maka tidak halal bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menumpahkan darah dan mematahkan batang pohon di sana. Jika ada orang yang beralasan dengan perang yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, maka jawablah: “Sesungguhnya Allah mengizinkan RasulNya shallallahu ‘alahi wa sallam dan tidak mengizinkan kalian. Allah hanya mengizinkan untukku beberapa saat di siang hari. Hari ini Keharaman Makkah telah kembali sebagaimana keharamannya sebelumnya. Maka hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir.”

B.      Menceritakan terjadinya Fatkhul Makkah.
Pada tanggal 10 Ramadhan berangkatlah NabiMuhamma SAW dengan membawa 10.000 tentara menuju Makkah. Di tengah perjalanan itu pula anggota pasukan bertambah, karena beberapa kelompok orang Arab menggabungkan diri. Sementara itu regu pengawal berhasil menawan Abu Sofyan dan dua orang kawannya, lalu ia masuk Islam.
Menjelang masuk ke Makkah, Nabi Muhammad SAW menyampaikan pengumuman yang berisi :
1.    Siapa saja yang masuk rumah Abu Sofyan, maka dia aman.
2.    Siapa yang masuk ke rumahnya dan mengunci pintu, maka dia aman.
3.    Siapa yang masuk masjid (Ka’bah), maka dia aman.
Pasukan Islam memasuki kota Makkah tanpa mendapat perlawanan yang berarti dari para penduduknya. Nabi terus menghancurkan patung-patung yang berjumlah tidak kurang dari 360 buah, di dalam dan di luar Ka’bah, lalu thawaf.

C.  Strategi  Rasulullah pada saat terjadi Fatkhul Makkah
Ketika sampai di Dzu Thuwa, Nabi Muhammad membagi pasukannya, yang terdiri dari tiga bagian, masing-masing adalah:
  1. Khalid bin Walid memimpin pasukan untuk memasuki Makkah dari bagian bawah,
  2. Zubair bin Awwam memimpin pasukan memasuki Makkah bagian atas dari bukit Kada', dan menegakkan bendera di Al-Hajun,
  3. Abu Ubaidah bin al-Jarrah memimpin pasukan dari tengah-tengah lembah hingga sampai ke Makkah.
Dari Al-Hajun Nabi Muhammad memasuki Mesjid Al-Haram dengan dikelilingi kaum Muhajirin dan Anshar. Setelah thawaf mengelilingi Ka'bah, Nabi Muhammad mulai menghancurkan berhala dan membersihkan Ka'bah. Dan selesailah pembebasan Makkah.

D.  Sikap Rasulullah setelah mendapat kemenangan.

Sejak saat itulah, Makkah menjadi negeri Islam, sehingga tidak ada lagi hijrah dari Makkah menuju Madinah.
Setelah melakukan shalat dua rakaat, berdirilah Nabi di pintu seraya mengatakan, “Wahai seluruh orang Quraisy, bagaimanakah tanggapanmu terhadap apa yang saya lakukan ini?”
“Engkau telah melakukan sesuatu yang baik. Engkau adalah seorang yang mulia. Engkaulah saudara kami yang paling baik,” jawab mereka,
“Pada hari ini saya nyatakan kepadamu, seperti yang pernah dinyatakan oleh Nabi Yusuf yang terdahulu. Tidak ada apa-apa lagi pada hari ini. Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosa yang telah kamu lakukan selama ini. Bubarlah kalian, karena kalian telah dibebaskan,” kata Nabi.
Demikianlah pidato Nabi pada hari penaklukan kota Makkah. Tidak ada pertumpahan darah. Tidak ada penyiksaan dan pembunuhan seperti apa yang dilakukan kaum kafir Quraisy dulu. Nabi pun tidak membalas perlakuan kejam yang diterimanya dulu. Semuanya damai dan aman. Semua penduduknya menyatakan masuk Islam, baik pria maupun wanita. Kemudian pada waktu shalat Zhuhur hari itu, Rasulullah menyuruh Bilal adzan di atas Ka’bah dan menandakan keagungan Islam.

Oleh : Suprapto, S.Ag
Penyuluh Agama Islam Fungsional Kecamatan Gondokususman

0 komentar:

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP