You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Diberdayakan oleh Blogger.
.. SELAMAT DATANG DI WEBSITE KELOMPOK KERJA PENYULUH AGAMA ISLAM KOTA YOGYAKARTA TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN APRESIASINYA.. SEMOGA BERMANFAAT DAN KESUKSESAN SELALU MENYERTAI ANDA..

Kamis, 07 Mei 2020

Tantangan Penyuluh Agama Islam di tengah wabah Corona

Merebaknya wabah Virus Corona di seantero belahan dunia, termasuk Indonesia, telah menimbulkan dampak perubahan yang luar biasa di semua lini kehidupan. Bukan hanya sektor ekonomi, sosial, pendidikan, pembangunan infrastruktur, dan sebagainya, tetapi juga dalam sektor keagamaan.
Kita tahu bahwa kegiatan keagamaan, khususnya berkaitan dengan pelaksanaan peribadatan dan kegiatan keagamaan lainnya, secara umum terdiri dari dua bentuk, yaitu ibadah atau kegiatan keagamaan yang dilakukan secara individual dan ibadah yang dilakukan berjama’ah (berkelompok/kerumunan orang). Tetapi ada juga ibadah yang pelaksanaannya individual, tetapi bisa dilaksanakan berjamaah, utamanya kalau menyangkut soal keutamaan/pahala yang diharapkan, misalnya shalat fardhu lima waktu dan shalat tarawih. Sementara lainnya, ada ibadah yang pelaksanaanya hanya bisa berjamaah (kumpulan orang) seperti Shalat Jum’at dan shalat ‘Idul Fitri/Adha. 

Sementara itu, kegiatan-kegiatan keagamaan seperti pengajian, merupakan bagian dari kegiatan sosial-keagamaan yang hampir semuanya merupakan kumpulan dari orang-orang (jamaah) seperti pengajian, dari pengajian kecil sekitar puluhan/belasan orang sampai pengajian yang bersifat kolosal sampai ratusan bahkan ribuan orang.

Pelarangan kegiatan berjamaah/kerumunan orang
Mengingat bahwa penyebaran virus Corona salah satunya melalui kerumunan/ jamaah orang-orang, maka pemerintah telah menentapkan kebijakan bahwa kegiatan sosial-keagamaan yang melibatkan banyak orang/kerumunan harus ditiadakan. Hal ini berdampak langsung pada kegiatan bimbingan dan penyuluhan yang dilaksanakan oleh tenaga fungsional Penyuluh Agama Islam. Karena, salah satu kegiatan utama  kegiatannya adalah melalui kelompok binaan dalam bentuk tatap muka.
Karena itu, sejak diberlakukannya tanggap darurat Covid 19 dan apalagi setelah dilakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah, maka berdampak langsung terhadap tugas Penyuluh Agama Islam dalam melaksanakan kegiatan dalam bentuk tatap muka. Inilah tantangan nyata yang harus dihadapi oleh setiap penyuluh di samping berbagai problem sosial-ekonomi yang dihadapi oleh masyatakat, khususnya kelompok binaannya.
Tantangan bagi Penyuluh Agama Islam
Peniadaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan dalam bentuk tatap muka yang pada umumnya bertempat di di masjid/musholla, rumah penduduk atau tempat lainnya, tentu tidak dapat menjadi alasan bagi Penyuluh  Agama Islam untuk kemudian diam, alias tidak melakukan apa-apa. Justru ini adalah tantangan bagi penyuluh untuk melakukan terobosan dalam melaksanakan bimbingan dan penyuluhan kepada  masyarakat, khusunya kelompok binaannya.
Masyarakat sekarang ini, yang sedang menghadapi pergumulan di tengah pusaran wabah Corona dihadapkan oleh beberapa masalah: Pertama, kesulitan ekonomi sebagai akibat dari penutupan tempat usaha, “dirumahkan” nya karyawan swasta, dan terganggunya perekonomian secara makro. Kedua, tidak diperbolehkannya kegiatan bimbingan-penyuluhan yang melibatkan kerumunan/kelompok orang dalam bentuk tatap muka.
Persoalan pertama, sekalipun itu bukan tugas pokok Penyuluh Agama, tetapi bagaimanapun juga, para penyuluh tidak bisa menutup mata atas masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat binaanya. Karena itu, dalam mengatasi masalah ini, peran penyuluh tetap dapat dilakukan, misalnya dengan menginisiasi penggalangan bantuan khususnya kebutuhan dasar/pokok. Hal ini bisa dilakukan dengan menjalin komunikasi atau kerja sama dengan lembaga-pembaga yang berkompeten, baik swasta maupun pemerintah.
Persoalan kedua, merupakan masalah pokok yang setiap penyuluh dituntut kreatif untuk tetap bisa melakukan bimbingan dan penyuluhan, sekalipun tidak dilakukan melalui tatap muka. Alternatif yang sekarang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan jaringan internat, yaitu bimbingan dan penyuluhan on line. Hanya saja, untuk melaksanakan kegiatan semacam ini juga harus menghadapi beberapa persoalan.
Pertama, masalah Penyuluh Agama. Berapa banyak jumlah Penyuluh Agama yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang jaringan on line, ini menjadi persoalan klasik yang pada kenyatannya sampai sekarang masih sulit dipecahkan.  Mungkin para penyuluh pernah didiklat soal pemanfaatan teknologi informasi (internet). Tetapi, lagi-lagi bahwa keahlian ini lebih tergantung pada kesadaran, kemauan, dan ketekunan untuk mau mempelajarinya secara teratur dan berkelanjutan, kemudian diaplikasikan setiap saat. Sekalipun memiliki perangkat smartphone produk terbaru dengan vitur-vitur yang sangat canggih untuk kebutuhan apa saja, tetapi lagi-lagi paling banter hanya untuk WA-an saja. Alasannya sederhana, murah-meriah, ngirit kuota, atau memang belum ada dorongan kemauan untuk memanfaatkan vitur-vitur yang berhubungan dengan komunikasi dengan publik melalui on line.
Kedua, masalah masyarakat kelompok binaan. Perosalannya mungkin hampir sama dengan Penyuluh Agama, yaitu berapa banyak anggota jamaah binaan yang melek ternet. Jama’ah binaan para penyuluh bia jadi,  yang sudah melek dunia internet kemungkinan prosentasenya kecil.
Ketiga, masalah jaringan internet dan perangkat-perangkat yang diperlukan.  Ini masalah klasik yang dihadapi oleh penyuluh dan kelompok binaannya. Semua penyuluh dan kemungkinan sudah memiliki telpon seluler (HP) dan sebagian besar juga  memiliki komputer/laptop. Demikian juga  sebagian besar warga binaanya bisa jadi juga memiliki perangkat-perangkat itu. Tetapi umumnya masalahnya sama, belum dilengkapi dengan jaringan internet yang memadai untuk kebutuhan komunikasi online dengan durasi waktu yang lama atau berkelanjutan. Persoalannya umumnya sama, jumlah kuota internet di hp/atau jaringan internet di komputer/laptop terbatas. Di kantor mungkin bisa menggunakan jaringan fasilitas internet kantor, tetapi kita tahu bahwa penyuluh itu kegiatannya banyak di masyarakat. Sementara di rumah sendiri, kemungkinan sebagian besar dari penyuluh juga tidak memiliki jaringan internet yang berkapasitas besar (unlimited).
Keempat, masalah materi (content) bimbingan dan penyuluhan. Soal materi penyuluhan sebenarnya adalah masalah proses yang dapat ditingkatkan setiap waktu sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Lebih dari itu, penguasaan materi bimbingan-penyuluhan, penguasaan berbagai literatur keilmuan (psikologi, tauhid, fiqih, tarikh, bahasa Arab, dan sebagainya mungkin sudah dimiliki oleh setiap penyuluh, karena para penyuluh ini semuanya adalah sarjana, minimal sarjana S-1 bahwa sudah cukup banyak yang menyandang master. Tetapi, kemampuan memformulasikan materi bimbingan-penyuluhan menjadi sebuah sajian materi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, simpel, dan menarik bisa jadi menjadi masalah tersendiri.
Kelima persoalan di atas, bisa jadi hanya sebagian dari masalah yang dihadapi baik oleh Penyuluh Agama Islam maupun masyarakat binaanya ketika akan melaksanakan kegiatan bimbingan-penyuluhan melalui on line. Tetapi, sepertinya sudah lumayan banyak para penyuluh yang sudah dapat melakukan itu, dalam bentuk yang beragam. Hanya saja, baru sebagian kecil atau sudah sebagian besar, atau sudah semuanya, sepertinya belum ada informasi yang dapat dijadikan rujukan.
Tetapi, melihat dinamika perkembangan di medsos para penyuluh, sepertinya masih sebagian kecil saja yang sudah melakukan bimbingan dan penyuluhan melalui on line. Tetapis eberapun jumlahnya, kita perlu saling memberi apresiasi kepada para Penyuluh Agama Islam yang sudah berupaya untuk terus melakukan kegiatan sekalipun di tengah keterbatasan.

Jenis-jenis komunikasi on line
Materi bimbingan dan penyuluhan di tengah wabah virus seperti sekarang ini, yang paling memungkinkan dilakukan adalah dengan komunikasi on line, melalui bantuan jaringan internet.   Beriut dua jenis  komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi bimbingan penyuluhan melalui on line.
1.    Komunikasi sinkron, yaitu  sebuah komunikasi menggunakan komputer, smartphone ataupun handphone sebagai media media pendukung. Cara kerjanya adalah kedua orang atau lebih yang ingin berkomunikasi secara bersama-sama on line atau aktif di waktu yang bersamaan. Biasa juga disebut dengan sinkronisasi percakapan.
2.    Komunikasi asinkron, yaitu  kebalikan dari komunikasi sinkon. Komunikasi ini juga menggunakan perangkat komputer, smartphone ataupun handphone sebagai media pendukung, tetapi pesan atau percakapan dilakukan secara tunda.
Kebanyakan yang sekarang sudah dilakukan oleh para Penyuluh Agama Islam adalah menggunakan jenis yang kedua, karena lebih mudah, sederhana, murah, dan tidak perlu persiapan ini dan itu serta tidak memerlukan keterampilan (keahlian) khusus (spesifik). Berbeda dengan bimbingan-penyuluhan jenis pertama, ini memerlukan keahlian khusus, termasuk memerlukan perangkat-perangkat yang memadai untuk melakukan komunikasi langsung (live) baik bersifat interaktif maupun tidak, terkecuali sudah difalitasi oleh media tertentu, jadi penyuluh tinggal menyiapkan materi saja, misalnya melalui saluran televisi/radio yang sudah ada.
Berikut ini beberapa jenis bimbingan penyuluhan yang dapat dilakukan oleh Penyuluh Agama Islam di tengah pusaran wabah Covid 19.
1.    Video confrence/vodeo call/live (langsung). Video call adalah  bentuk komunikasi tatap muka jarak jauh yang dapat  mempermudah orang – orang yang ingin berkomunikasi secara sinkron dan bertatap muka meskipun jarak antar keduanya saling berjauhan. Dalam hal ini, penyuluh bisa bertatap muka langsung dengan jamaah melalui komputer/smartphone dan bisa interaktif. Sekarang ini yang banyak dipakai misalnya dengan aplikasi Zoom, skype, house party, dan whattsapp juga bisa.
2.    Video live searah, tetapi bisa berkomunikasi melalui chatting (tulisan). Contohnya, penyuluh melakukan bimbingan penyuluhan live melalui youtube, dan pemirsanya (pesertanya) bisa memberikan respon berupa informasi, komentar, atau pertanyaan secara langsung melalui chatting.
3.    Video melalui link youtube, instagram atau facebook yang bersifat searah, bisa live atau tunda. Bedanya dengan yang kedua, yaitu kalau yang kedua bisa kemukasi dua arah melalui chating/tulisan, sementara yang ketiga tidak bisa komunikasi langsung walaupun dengan chatting. 
4.    Percakapan singkat seperti Short Massage Service (SMS), Facebook Chat, Line Chat, WA Chat, dan lain sebagainya. Perakapan chat ini memiliki beberapa kekurangan dibanding jenis-jenis sebelumnya, seperti tidak bisa mendengar suara (khusus chatting tulisan), tidak menampilkan ekspresi serta tidak dapat melihat lawan bicara secara langsung. Di aplikasi WA bisa juga khusus menyampaikan pesan bentuk audio.
5.    Gambar, poster, leaflet, dan lain-lain yang diunggah melalui aplikasi  Faceboo, Line, WA, atau lewat youtube juga bisa. Gambar atau poster bisa juga divariasi dengan diberi narasi audio yang disampaikan langsung oleh penyuluh yang bersangkutan atau oleh orang lain.

Memproduksi materi sendiri
Setiap jenis bimbingan penyuluhan on line seperti di atas, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan serta tingkat kompleksitas yang berbeda-beda dalam penyiapannya. Jenis yang paling mudah, cepat dan murah tentu jenis nomor empat dan lima. Sedangkan jenis yang lebih sederhana, murah tetapi memiliki kelebihan dalam berekspresi serta berinteraksi dengan audiens adalah jenis nomor tiga. Jenis nomor tiga ini, karena tidak perlu live, maka materinya dapat diatur sedemikian  rupa, dan dapat dibuka/diikuti  oleh semua  orang dalam waktu dan tempat yang tidak terbatas. Hanya saja, jenis ketiga ini memang agak ribet sedikit karena kalau mau ideal, membutuhkan keterampilan khusus dan memerlukan perangkat-perangkat yang harus disiapkan sebelumnya. Tetapi ini bisa dilakukan sendiri, di rumah sendiri dan terpaksana  tanpa harus pelu bantuan orang lain juga tidak masalah.
Berikut ini langkah-langkah memproduksi sendiri materi bimbingan penyuluhan dalam bentuk video yang dapat diunggah melalui link youtube, facebook, instagram atau aplikasi lainnya.  
1.    Menentukan tema atau topik bahasan serta out line materi yang akan disampaikan, bisa tertulis atau tidak tertulis. Hanya saja idealnya, tema materi yang akan disampaikan sudah dikuasai, sehingga kalaupun memiliki naskah, tetapi penyampaiannya tidak lagi membaca/atau melihat catatan yang ada. Kalaupun herus menyiapkan teks, hanya sifanya membantu sistimatika atau ingatan secara spontan.
2.    Menyiapkan alat-alat pendukung, antara lain:
a.    Hp smartphone/kamera dengan resolusi memadai megapixelnya. Paling tidak untuk hasil lumayan, minimal 20 megapixel.
b.    Microphone, bisa menggunakan mic paling murah-meriah dengan hasil lumayan Mic Clip on.
c.    Tripot
d.   Laptop, jika memerlukan editing gambar dan audio secara lebih lengkap.
e.    Studio untuk produksi. Studio bisa di rumah sendiri, didesain/disetting sedemikian rupa menggunakan ilmu koreografi yang memadai atau ruang rumah apa adanya. Atau di alam terbuka, seperti berlatarbelakang sawah, sungai, gunung, dan lain-lain malah lebih alami.
3.    Proses shoting/rekaman
Proses shoting/rekaman dapat dilakukan sendiri atau memerlukan bantuan orang lain, tergantung keadaan. Sekiranya ada yang membantu, akan lebih mudah dalam beberapa hal teknis, misalnya untuk memulai (on) dan menutup (off), atau untuk biar lebih hidup dengan melakukan variasi obyek shoting, bisa normal, diperbesar (zoom) atau diperkecil, dan lain-lain.
4.    Proses editing
Proses editing merupakan bagian yang juga memerlukan kecermatan tinggi dan keahlian khusus, utamanya dalam menggunakan aplikasi tertentu yang kita gunakan. Materi editing, bisa meliputi:
a.    Audio/video yang terekam mungkin ada yang salah, kata disebut berulang-ulang, atau vokalnya tidak jelas, sehingga bisa dilakukan cutting atau pemotongan. Ini penting dilakukan agar bahasanya benar dan runtut.
b.    Variasi tampilan video sehingga bisa dilengkapi dengan informasi suara/gambar lain, atau ditambah animasi dan lain-;ain yang dapat menambah tata artistik nilai seninya tanpa merusak/mengurangi pesan yang disampaikan.
Untuk melakukan editing video yang kita buat menggunakan aplikasi apa, tergantung perangkat yang digunakan.
a.    Editing menggunakan laptop/komputer antar lain: Windows Movie Maker, Sony Vegas Pro, VideoPad, AVS Video Editor dan masih banyak lainnya.
b.    Editing menggunakan smartphone, misalnya: VivaVideo, Moviemaker Film maker, Kine master, Inshot dan lain-lain.
5.    Proses unggah di internet
Setelah video sudah selesai diedit dan dibuat dalam format MP4 atau AVI, proses terakhir adalah mengunggah di internet. di sini kita bebas memilih untuk mengunggahnya, bisa melalui WA atau medsos lainnya, atau diunggah dulu di youtube, kemudian dishare malalui WA. Hal ini untuk mempermudah penyebaran infermasi ke sasaran yang kita tentukan.  

Penutup
Beberapa kesimpulan yang dapat kita catat dari adanya wabah covid 19 bagi Penyuluh Agama Islam, antara lain:
1. Wabah virus Covid 19 merupakan tantangan nyata bagi semua penyuluh agar dapat melakukan terobosan baru dalam melakukan bimbingan dan penyuluhan.
2. Alternatif bimbingan penyuluhan yang paling memungkinkan dilakukan di saat tidak diperbolehkan adanya kerumunan orang adalah melalui media on line.
3.  Materi atau pesan yangakan disampaikan dapat menggunakan berbagai jenis, seperti video call, video, chatting melalui medsos dan lain-lain.
4. Bagi penyuluh yang dapat melakukan bimbingan penyuluhan melalui media elektronik seperti Televisi atau radio, ini tentu lebih mudah dalam hal kita tidak perlu menyiapkan segala sesuatunya (dalam hal produksinya), tinggal menyiapkan materi. Tetapi, ini kesempatannya terbatas. Tidak semua penyuluh ada kesempatan tampil live atau tunda di media elektronik tersebut. 
5. Bimbingan penyuluhan yang paling mudah dan keempatan terbuka bagi semua penyuluh adalah membuat produksi sendiri materi bimbingan dan penyuluh sesuai dengan kemampuan dan fasilitas yang tersedia. Ini dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

Yogyakarta, 26 Maret 2020

M. Makhlani, S.Ag.M.Pd.
Penyuluh Agama Islam Ahli Madya
Kota Yogyakarta

Referensi:

3 komentar:

Zusni PAIF bantul 9 Mei 2020 pukul 19.56  

Perfect pak lani saat ini banyak PAIF yg sdg membuat alat utk tersampainya BP ke pokbin dan alternatif solusi dr permasalahn PAiF yg dibahaa pak lani mjd salah satu masukan sgt positif dan realitis... Mari PAIF ini mjd saat dan tantangan utk smkn kreatif agar kita ttp survival dan eksist.. Di dunia BP sbg tupoksi kita

Mahlani 9 Mei 2020 pukul 20.12  

Nggeh matur nuwun sanget bu Zus apresiasinya

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP