Fathu Makkah
bersasal dari kata fathu yang berarti pembebasan atau pembukaan dan Makkah yang
berarti kota Mekah. Jadi fathu Makkah adalah pembebasan atau Pembukaan
Kota Makkah. Fathul Makkah merupakan peristiwa yang terjadi pada tanggal
20 Ramadhan 8 H. Pada Fathu Makkah Nabi Muhammad SAW memimpin langsung
pasukan muslimin sebanyak 10.000 pasukan, bergerak dari Madinah menuju Makkah,
dan kemudian menguasai Makkah secara keseluruhan, tanpa menumpahkan darah
setetes pun. Setelah berhasil menguasai kota Makkah Rasulullah SAW segera
menghancurkan 360 berhala yang ditempatkan di dalam dan di sekitar Ka’bah
A. Peristiwa sebelum pembebasan Makkah.
Peristiwa
pembebasan kota Makkah diawali dari pelanggaran Perjanjian Hudaibiyyah.
Adapun isi perjanjian Hudaibiyah adalah:
1. Kedatangan Rasulullah dan kaum muslimin untuk Haji dan
Umrah tahun ini ditunda sampai tahun depan.
2. Kedua belah pihak selama 10 tahun tidak saling
menyerang,
Fathu Makkah
terjadi karena pada tahun 8 Hijriah ini Bani Bakar melanggar perjanjian
Hudaibiyyah dengan meminta bantuan kaum kafir Quraisy untuk menyerang Bani
Khuza’ah. Akibatnya, terbunuhlah 20 orang Bani Khuza’ah. Mengetahui hal ini,
Rasulullah SAW secara diam-diam melakukan persiapan untuk memerangi mereka.
Setelah beliau
sampai di suatu tempat yang bernama Marra Dhahraan, dekat dengan Makkah, beliau
memerintahkan pasukan untuk membuat obor sejumlah pasukan. Beliau juga
mengangkat Umar bin Khatab sebagai penjaga.
Malam itu,
Abbas berangkat menuju Makkah dengan menaiki bighal (peranakan kuda dan
keledai) milik Nabi Muhammad SAW. Beliau mencari penduduk Makkah agar mereka
keluar menemui Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dan meminta jaminan keamanan,
sehingga tidak terjadi peperangan di negeri Makkah. Akhirnya dia dapat ofyan
menyatakan dirinya masuk agama Islam, dan Rasulullah SAW memberikan jaminan
keamanan.
Tanggal 17
Ramadhan 8 H, Rasulullah SAW, meninggalkan Marra Dzahran menuju Makkah. Sebelum berangkat, beliau
memerintahkan Abbas untuk mengajak Abu Sufyan menuju jalan tembus melewati
gunung, berdiam di sana hingga semua pasukan Allah lewat di sana. Dengan
begitu, Abu Sufyan bisa melihat semua pasukan kaum muslimin. Maka Abbas dan Abu
Sufyan melewati beberapa kabilah yang ikut gabung bersama pasukan kaum
muslimin.
Setelah agak
jauh dari pasukan, Abu Sufyan melihat segerombolan pasukan besar. Dia lantas
bertanya, “Subhanallah, wahai Abbas, siapakah mereka ini?” Abbas menjawab: “Itu
adalah Rasulullah bersama muhajirin dan anshar.” Abu Sufyan bergumam, “Tidak
seorang-pun yang sanggup dan kuat menghadapi mereka.”
Rasulullah
shallallahu ‘alahi wa sallam melanjutkan perjalanan hingga memasuki Dzi Thuwa.
Di sana Nabi Muhammad SAW menundukkan kepalanya hingga ujung jenggot beliau
yang mulia hampir menyentuh pelana. Hal ini sebagai bentuk tawadlu’ beliau
kepada Sang Pengatur alam semesta. Di sini pula, beliau membagi pasukan dengan
mengatur strategi, sebagai berikut:
1. Khalid bin Walid ditempatkan di sayap kanan untuk
memasuki Makkah dari dataran rendah dan menunggu kedatangan Rasulullah SAW di
Shafa.
2. Zubair bin Awwam memimpin pasukan sayap kiri, membawa
bendera Nabi Muhammad SAW dan memasuki Makkah melalui dataran tingginya. Beliau
diperintahkan agar menancapkan bendera di daerah Hajun dan tidak meninggalkan
tempat tersebut hingga rombongan Rasulullah SAW datang.
Kemudian, Nabi Muhammad
SAW memasuki kota Makkah dengan tetap menundukkan kepala sambil membaca firman
Allah:
“Sesungguhnya
kami memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.” (Qs. Al Fath: 1)
Beliau terus
berjalan hingga sampai di Masjidil Haram. Beliau thawaf dengan menunggang onta
sambil membawa busur yang beliau gunakan untuk menggulingkan berhala-berhala di
sekeliling Ka’bah yang beliau lewati. Saat itu, beliau membaca firman Allah:
“Yang benar telah datang dan yang
batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti
lenyap.” (Qs. Al-Isra’: 81)
“Kebenaran telah datang dan yang
batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi.” (Qs. Saba’: 49)
Dengan
memegangi pinggiran pintu Ka’bah, beliau bersabda:
“Wahai orang
Quraisy, sesungguhnya Allah telah menghilangkan kesombongan jahiliyah dan
pengagungan terhadap nenek moyang. Manusia dari Adam dan Adam dari tanah.”
beliau
bersabda,
“Sesungguhnya
Allah telah mengharamkan Makkah. Maka tidak halal bagi orang yang beriman
kepada Allah dan hari akhir untuk menumpahkan darah dan mematahkan batang pohon
di sana. Jika ada orang yang beralasan dengan perang yang dilakukan Nabi
shallallahu ‘alahi wa sallam, maka jawablah: “Sesungguhnya Allah mengizinkan
RasulNya shallallahu ‘alahi wa sallam dan tidak mengizinkan kalian. Allah hanya
mengizinkan untukku beberapa saat di siang hari. Hari ini Keharaman Makkah
telah kembali sebagaimana keharamannya sebelumnya. Maka hendaknya orang yang
hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir.”
B. Menceritakan terjadinya Fatkhul
Makkah.
Pada tanggal 10
Ramadhan berangkatlah NabiMuhamma SAW dengan membawa 10.000 tentara menuju Makkah.
Di tengah perjalanan itu pula anggota pasukan bertambah, karena beberapa
kelompok orang Arab menggabungkan diri. Sementara itu regu pengawal berhasil
menawan Abu Sofyan dan dua orang kawannya, lalu ia masuk Islam.
Menjelang masuk
ke Makkah, Nabi Muhammad SAW menyampaikan pengumuman yang berisi :
1. Siapa saja yang masuk rumah Abu Sofyan, maka dia aman.
2. Siapa yang masuk ke rumahnya dan mengunci pintu, maka
dia aman.
3. Siapa yang masuk masjid (Ka’bah), maka dia aman.
Pasukan Islam
memasuki kota Makkah tanpa mendapat perlawanan yang berarti dari para
penduduknya. Nabi terus menghancurkan patung-patung yang berjumlah tidak kurang
dari 360 buah, di dalam dan di luar Ka’bah, lalu thawaf.
C. Strategi
Rasulullah pada saat terjadi Fatkhul Makkah
Ketika sampai
di Dzu Thuwa, Nabi Muhammad membagi pasukannya, yang terdiri dari tiga bagian,
masing-masing adalah:
- Khalid bin Walid
memimpin pasukan untuk memasuki Makkah dari bagian bawah,
- Zubair bin
Awwam memimpin pasukan memasuki Makkah bagian atas dari bukit
Kada', dan menegakkan bendera di Al-Hajun,
- Abu Ubaidah bin al-Jarrah
memimpin pasukan dari tengah-tengah lembah hingga sampai ke Makkah.
Dari Al-Hajun
Nabi Muhammad memasuki Mesjid Al-Haram dengan dikelilingi kaum Muhajirin dan
Anshar. Setelah thawaf mengelilingi Ka'bah, Nabi Muhammad mulai menghancurkan
berhala dan membersihkan Ka'bah. Dan selesailah pembebasan Makkah.
D. Sikap
Rasulullah setelah mendapat kemenangan.
Sejak saat
itulah, Makkah menjadi negeri Islam, sehingga tidak ada lagi hijrah dari Makkah
menuju Madinah.
Setelah
melakukan shalat dua rakaat, berdirilah Nabi di pintu seraya mengatakan, “Wahai
seluruh orang Quraisy, bagaimanakah tanggapanmu terhadap apa yang saya lakukan
ini?”
“Engkau telah
melakukan sesuatu yang baik. Engkau adalah seorang yang mulia. Engkaulah
saudara kami yang paling baik,” jawab mereka,
“Pada hari ini
saya nyatakan kepadamu, seperti yang pernah dinyatakan oleh Nabi Yusuf yang
terdahulu. Tidak ada apa-apa lagi pada hari ini. Mudah-mudahan Allah mengampuni
dosa-dosa yang telah kamu lakukan selama ini. Bubarlah kalian, karena kalian
telah dibebaskan,” kata Nabi.
Demikianlah
pidato Nabi pada hari penaklukan kota Makkah. Tidak ada pertumpahan darah.
Tidak ada penyiksaan dan pembunuhan seperti apa yang dilakukan kaum kafir
Quraisy dulu. Nabi pun tidak membalas perlakuan kejam yang diterimanya dulu.
Semuanya damai dan aman. Semua penduduknya menyatakan masuk Islam, baik pria
maupun wanita. Kemudian pada waktu shalat Zhuhur hari itu, Rasulullah menyuruh
Bilal adzan di atas Ka’bah dan menandakan keagungan Islam.
Oleh : Suprapto, S.Ag
Penyuluh Agama Islam Fungsional
Kecamatan Gondokususman
0 komentar:
Posting Komentar