Membina pergaulan yang baik
عَنْ أَبِي ذَرٍّ جُنْدُبْنِ جُنَادَةَ, وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمنِ مُعَاذِ بْنِ جَبَّلٍ رَضِيَ الله عَنْهُمَا, عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((إِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَ كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّـيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُوْهَا, وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ))
Artinya:
Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdirrahman Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasululah SAW, beliau bersabda: “Bertakwalah kepada Allah dimana saja engkau berada. Dan iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapuskannya, serta pergaulilah manusia dengan budi pekerti yang baik.”
Kandungan hadits:
1. Disunnahkan bagi seorang muslim untuk saling menasehati dan mengingatkan saudaranya, terutama berkaitan dengan tiga hal”:
a. Kewajibannya kepada Allah
Memenuhi kewajiban kepada Allah yaitu dengan bertakwa sebenar-benarnya taqwa.
Kata takwa berasal dari bahasa Arab taqwa ( تَقْـوَى ). Secara etimologi kata ini merupakan bentuk masdar dari kata ittaqa–yattaqi ( اتَّقَى- يَتَّقِىْ ), yang berarti ‘menjaga diri dari segala yang membahayakan atau membawa mudharat (kebinasaan). Sejumlah pakar bahasa berpendapat bahwa kata ini lebih tepat diterjemahkan dengan “berjaga-jaga atau melindungi diri dari sesuatu”.
Kata takwa dengan pengertian ini dipergunakan di dalam Al-Qur’an, misalnya pada Q.S. al-Mu’min, 40: 45.
çm9s%uqsù ª!$# ÅV$t«ÍhŠy™ $tB (#rãx6tB ( s-%tnur ÉA$t«Î/ tböqtãöÏù âäþqß™ É>#x‹yèø9$# ÇÍÎÈ
Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang Amat buruk.
Kata taqwa berasal dari kata waqa–yaqi–wiqayah ( وَقَى- يَقِى- وِقَايَة ), yang berarti ‘menjaga diri’, ‘menghindari’, dan ‘menjauhi’, yaitu menjaga sesuatu dari segala yang dapat menyakiti dan mencelakakan.
Kata tataqun berasal dari ittaqa, artinya menjaga sesuatu dari apa yang membahayakan dan melukainya, atau menjaga diri dari apa yang dikuatirkan akan berakibat buruk pada dirinya.
b. Kewajiban kepada diri sendiri
Cara memenuhinya adalah dengan menjaga diri, membersihkan dan mensucikan diri.
c. Kewajiban kepada sesama orang
Caraya dengan mempergauli, berbaur, sosialisasi dengan lingkungan dengan akhlak yang baik.
Karena nasehat dapat mengantarkan pada agama. Jadi hidup beragama, substansinya adalah dapat menerima dan memberi nasihat seputar kebenaran, kesabaran dan kasih sayang.
2. Diperintahkan kepada setiap hamba untuk selalu merasa secara sadar bahwa hidupnya di bawah pengawasan Allah SWT, dalam segala keadaan, dimana saja (tempat) dan kapan saja (waktu).
3. Kebaikan itu dapat menghapus keburukan, selain kemaksiatan yang berkaitan dengan hak-hak orang lain.
4 ¨bÎ) ÏM»uZ|¡ptø:$# tû÷ùÏdõ‹ãƒ ÏN$t«ÍhŠ¡¡9$# 4
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. (QS. Huud: 114)
4. Mempergauli orang lain dengan akhlak yang baik seperti :
a. Bermuka manis dan berseri-seri/ceria.
b. Memperlakukan orang lain seperti dirinya sendiri ingin diperlakukan.
c. Berbagi memenuhi kebutuhan
d. Menghargai pendapat/pemikiran orang lain
e. Menyingkirkan gangguan
f. Solidaritas
g. Dll
0 komentar:
Posting Komentar