Minggu, 11 Mei 2014
Penyuluh
Agama Islam memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting dan strategis
sebagai
pelaku yang membangun mental dan etika masyarakat. Di antara perannya yang penting yaitu bahwa Penyuluh Agama Islam dituntut dapat membimbing dan memberikan layanan konseling bagi masyarakat, utamanya masyarakat yang menjadi sasaran tugasnya.
Penyuluh
dalam menjalankan tugasnya, di samping
menyampaikan materi, memenuhi jadwal yang telah disanggupi yang terkadang tanpa
bekas atau tanpa kesan, juga harus
memiliki kiat - kiat tertentu yang seharusnya menjadi pembelajaran yang mampu menempatkan diri sebagai penyuluh yang
menggugah dan mengubah masyarakat.
Persoalannya,
sejauh ini masih ada sebagian penyuluh dalam tugas kepenyuluhannya, sekedar menepati jadwal, tanpa bekas tanpa kesan bahkan jama’ah binaanya mengeluh
karena seringnya tidak datang, ijin, dan
kalau datangpun tergesa-gesa. Maklum ada
jamaah kita yang menganggap penyuluh itu bagaikan malaikat.
Bahkan pernah terjadi karena sering dianggap malaikat jamaahnya ditinggalkan
tanpa permisi, maka dakwah bertahun-tahun sedikitpun tak menggugah apa lagi
mengubah, perubahan yang terjadi jamaah bubar dengan alasan yang beraneka
ragam.
Menjadi Penggugah dan Pengubah
Penyuluh
yang dapat menggugah berarti seorang penyuluh yang semua aktivitasnya
dapat menyentuh hati, tidak hanya menjadi konsumsi akal, tetapi mampu menembus
relung hati, menyejukkan dan menyentuh
rohani sehingga menimbulkan kesan mendalam ke dalam hati jamaahnya. Sementera itu, penyuluh yang dapat mengubah, artinya semua aktivitas
penyuluh itu dapat menimbulkan efek perubahan bagi jamaahnya. Awalnya
perubahan paradigma
atau pandangan, kemudian perubahan motivasi, sikap dan
akhirnya perilaku jamaahnya.
Berikut
ini, beberapa kiat yang dapat dilakukan oleh Penyuluh Agama Islam agar dapat
menjadi pribadi penggugah dan pengubah jamaah binaannya.
1. Tuluskan niat, utamanya pada saat sebelum melakukan penyuluhan, selama melaksanakan penyuluhan dan pasca
penyuluhan. Niat yang tulus sebelum
(pra) melakukan penyuluhan, dipraktekkan dalam bentuk:
a. Berniat
menyebarkan kebenaran
supaya diridhai
oleh-Nya
b. Tidak
mengharap balasan,
kecuali balasan-Nya
c. Tidak
membeda-bedakan pendengar, dihadapan-Nya semua sama
Sementara itu, niat yang tulus
pada saat melakukan penyuluhan, diimplementasikan dalam bentuk:
a. Tidak
ingin kelihatan lebih pintar,
hebat menonjolkan diri.
b. Tidak
ingin mendapatkan pujian dari pendengar mereka semua ladang kebaikan buat semua
penyuluh.
Sedangkan niat yang tulus pada saat selesai melaksanakan penyuluhan, diwujudkan
dalam bentuk:
a. Tidak
merasa berjasa telah menyampaikan kebaikan
b. Yakin
hanya Allah SWT yang membuat pendengar
paham & berubah
c. Mengharap
pendengar/jamaah hati tergugah sikap berubah lebih baik.
2. Visi yang fokus. Bagaimana agar visi menjadi fokus pada saat memberikan penyuluhan? Berikut
beberapa tipsnya:
a.
Tentukan tujuan utama penyuluhan
b.
Perkaya dengan informasi dari
media dan buku bacaan
atau kisah teladan
c.
Cari contoh nyata yang dekat
keseharian jamaah
d.
Tentukan tahap-tahap penyampaian tujuan penyuluhan
e.
Tentukan topik penyuluhan di
depan publik terbatas dan jangan
berlebihan
f.
Lengkapi dan sempurnakan
kekurangan
dengan menerima saran
3. Evaluasi
Diri
Berikut ini beberapa kiat untuk melakukan evaluasi
diri:
a. Menata
nati meluruskan niat supaya hati bersih,
sehingga terlepas dari sikap sombong.
b. Luangkan
waktu, setelah berbicara dihadapan audiens, menyapa.
c. Mintalah
pendapat dari pendengar untuk memperkaya informasi
d. Rekam
pembicaraan yang sudah kita lakukan baik secara audio maupun visual untuk dikoreksi saat waktu luang,
sebelum dikoreksi pendengar.
4. Jiwai
tujuan
Kunci
kekuatan penyuluhan baru akan berfungsi,
jika apa yang akan kita lakukan telah menjadi bagian dirinya.
5. Kenali
jamaah
Keuntungan
mengenali jamaah antara lain :
a. Dapat
memahami Audiens
b. Menyesuaikan bahasa & isi
pembicaraan dengan kondisi pendengar
c. Memudahkan
beradaptasi dengan jamaah dan
mereka merasa diperhatikan
6. Penampilan
sopan dan rapi, maka
akan:
a. Menjadi pengendali diri dan menambah daya tarik jamaah
b. Tampil
sehat fisik tidak nglokro dan percaya diri tetapi hati-hati.
c. Gunakan
pakaian yang sesuai: kenali audiens apakah termasuk remaja, orang tua, majelis taklim, eksekutif lalu sesuaikan
cara berpakaian.
d. Pilih
pakaian yang nyaman, sederhana dan rapi-bersih
e. Bercermin
sebelum tampil, sudah pantaskah
aku?
f. Lakukan
cek ricek sebelum tampil.
g. Kendalikan
nafsu makan.
7. Satukan
hati atau rasakan bahwa kita dekat
dengan jamaah
Merilekskan suasana, mengawali
materi dengan menyapa jamaah, sehingga mereka merasa dekat dan diakui merupakan
pintu masuk membangun kedekatan diri kita dengan jamaah. Berikutnya,
penyuluh dapat menyebutkan
sebagian nama jamaah sehingga mereka merasa menjadi bagian dari pembicaraan. Menyapa jamaah dengan bahasa daerah atau bahasa mereka.
Lakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan
interaksi sesuai dengan hobi atau kesenangan jamaah
b. Cerita
singkat, misalnya kisah nyata yang baru
dialami sebelum bertemu pendengar
atau
cerita lucu yang bisa membuat pendegar gembira
c. Memulai
dengan humor adalah salah satu cara
agar gairah jamaah
bangkit,
tidak mengantuk dan stabil dalam mengikuti pembicaraan.
d. Humor
dapat mencairkan suasana sehingga
pembicaraan tidak monoton.
8. Visualisasi
dan humor
a. Visualisasi
merupakan strategi pembicara agar pendengar mudah memahami pesan, salah satunya melalui film yang
memotivasi
b. Ciptakan
gambar yang hidup dalam pikiran pendengar
c. Pembicara yang menggugah dapat membangkitkan
perhatian
pendengar, atau melalui gambar yang
ditampilkan, pendengar
bisa terkesan atau lebih mengesankan daripada kata-
kata.
9.
Bahasa tubuh
dan ekspresi,
manfaatnya
antara lain :
a. Membantu
jamaah untuk
memahami isi penyuluhan
kita
b. Menunjang
efektifitas penyuluhan, penyampaian pesan kepada jamaah. Beberapa bahasa
tubuh yang mendukung efektifitas penyuluhan, antara lain:
1). Senyum
2). Kontak mata (eye
contact)
3). Perbaikilah gerak–isyarat ekspresi muka
4). Perbaiki sikap gerak–gerik kita
5).
Akting
dan bermain peran sesuai dengan topik
10. Peka
terhadap jamaah
Kepekaan
berawal dari keinginan untuk
memuaskan bagaimana mengantisipasi
kondisi jamaah yang tidak menunjang kelancaran proses komunikasi. Beberapa hal - hal yang
harus diperhatikan berkaitan dengan kondisi peserta, antara lain: suhu udara terlalu panas, mengantuk,
pandangan mata terhalang, sound system tidak berfungsi dengan baik,
bosan, kelelahan dan lain-lain.
11. Hadirkan hati
Ciri
Penyuluh yang selalu menghadirkan hati:
a. Kesejukan
muncul karena hati pembicara dipenuhi keinginan tulus memberikan manfaat sebanyak mungkin kepada
orang lain.
b. Memotivasi jamaah secara
reguler. Pembicara yang
menghadirkan hati selalu membuat pendengar bersemangat untuk memperbaiki
diri. Kata– katanya tidak pernah
menghina atau memojokkan orang lain walau orang
tersebut salah. Berbicara dari hati antara lain :
1) Niatkan
hanya untuk mendapatkan keridhaan dari Allah SWT.
2) Miliki
keinginan agar dapat mempersembahkan yang terbaik untuk pendengar.
3) Berkeinginan
agar dapat memberikan manfaat untuk
pendengar.
4) Selalu
ingat (dzikir) kepada Allah selama berbicara.
5) Tidak
merasa lebih lebih baik lebih hebat dari
pendengar.
6) Menjaga
perkataan agar tidak terkesan, menghina
orang lain.
7) Hindari
untuk melebih–lebihkan kata–kata
12. Kekuatan ibadah sebagai penolong point gagasan
Beberapa langkah yang perlu
dilakukan antara lain :
a. Kesadaran
hanya Allah yang membukakan hati
b. Sempurnakan
ikhtiar dan perbanyak jalan menuju taqwa.
c. Kekuatan
peyuluh ketika dekat dengan Allah SWT
d. Dzikir
dan doa sebagai sarana mendekatkan diri kepada Alloh SWT. Berzikir artinya selalu ingat kepada Allah
SWT. Mengingat Allah akan membuat hati menjadi tenteram. Ketenteraman hati sangat diperlukan ketika kita berbicara. Penyuluh
yang menggugah dan mengubah akan berusaha maksimal menjaga kedekatan
diri kepada Allah SWT. Ibadah, dzikir
dan doa merupakan jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
e. Menjalankan ibadah
yang dianjurkan, karena dalam
ibadah ada kekuatan.
Karmin
Penyuluh Agama Islam Kota Yogyakarta
Wilayah Kerja Kecamatan Mergangsan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar